1206.2015 Ekonomi Sekolah Menengah Atas terjawab Situasi di bawah ini yang menggambarkan terjadinya inflasi adalah (A) peningkatan harga beras di seluruh wilayah Indonesia dalamsatu hari (B) peningkatan harga beras di seluruh wilayah Jawa Timur selama satu hari (C) peningkatan harga garam di seluruh wilayah Indonesia selama satu bulan Peningkatanharga garam di seluruh wilayah Indonesia selama satu bulan; Jawaban: C. peningkatan harga beras di seluruh wilayah Jawa Timur selama satu hari. Dilansir dari Encyclopedia Britannica, situasi di bawah ini yang menggambarkan terjadinya inflasi adalah peningkatan harga beras di seluruh wilayah jawa timur selama satu hari. Situasidi bawah ini yang menggambarkan terjadinya inflasi adalah (A) peningkatan harga beras di seluruh wilayah Indonesia dalam (peningkatan harga beras di seluruh wilayah Jawa Timur selama satu hari (Peningkatan harga garam di seluruh wilayah Indonesia selama satu bulan Saatitu terjadi efeknya adalah inflasi. 3. Peredaran Uang yang Tinggi Saat uang yang beredar di masyarakat jumlahnya lebih banyak daripada yang dibutuhkan masyarakat ini pun menjadi penyebab terjadinya inflasi. Hal ini karena saat uang yang beredar naik secara otomatis harga juga akan mengalami kenaikan bahkan sampai 100 persen. Inflasiakibat biaya produksi yang tinggi biasanya terjadi di negara berkembang atau berkembang pesat seperti Indonesia 4. Terjadinya inflasi campuran (Mixed Inflation) Inflasi campuran yang terjadi dapat dipengaruhi oleh adanya kenaikan penawaran dan permintaan sehingga membuat adanya ketidakseimbangan antara dua hal tersebut. 1Pengertian Hiperinflasi. 1.1 Baca juga: Nilai Intrinsik Uang: Pengertian Dan Bedanya Dengan Nilai Ekstrinsik. 2 Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Hiperinflasi. 2.1 Defisit Anggaran Pemerintah dengan Solusi Mencetak Uang. 2.2 Perang. 2.3 Kondisi Sosial Politik yang Memanas. 3 Studi Kasus Hiperinflasi. ItulahPenejelasan dari Pertanyaan Situasi di bawah ini yang menggambarkan terjadinya inflasi adalah Kemudian, kami sangat menyarankan anda untuk membaca juga soal Perhatikan gambar!Bagian mata yang bekerjanya saling berkaitan erat dalam mengatur intensitas cahaya adalah lengkap dengan kunci jawaban dan penjelasannya. Apabila masih ada pertanyaan lain kalian juga bisa langsung ajukan lewat X64ZVL. - Inflasi dalam ekonomi merupakan keadaan yang sangat berat dirasakan oleh masyarakat dalam suatu negara. Hal itu karena keadaan inflasi menunjukkan harga-harga barang secara umum mengalami kenaikan, sehingga masyarakat yang memiliki pendapatan tetap dan pendapatan yang rendah akan merasakan dampak negatif atau dampak buruk. Inflasi yang terjadi dalam suatu negara akan sangat merugikan masyarakat atau konsumen, karena keadaan harga barang dan jasa selalu mengalami Inflasi dan Laju Inflasi Mengutip modul Ekonomi SMA Kelas XI 2009, inflasi adalah suatu keadaan di mana tingkat harga secara umum price level cenderung naik. Dikatakan tingkat harga umum karena barang dan jasa yang ada di pasaran mempunyai jumlah dan jenis yang sangat banyak, di mana sebagian besar dari harga-harga tersebut selalu meningkat sehingga berakibat terjadinya inflasi. Sedangkan inflasi murni adalah inflasi yang terjadi sebelum ada campur tangan dari pemerintah, baik berupa kebijakan fiskal maupun kebijakan moneter. Adapun yang dimaksud laju inflasi adalah kenaikan atau penurunan inflasi dari periode ke periode atau dari tahun ke Timbulnya Inflasi Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya inflasi, akan tetapi secara garis besar timbulnya inflasi disebabkan oleh faktor-faktor berikut ini Kenaikan permintaan melebihi penawaran atau di atas kemampuan berproduksi demand pull inflation, di mana terjadi inflasi disebabkan oleh naiknya permintaan total terhadap barang dan jasa. Kenaikan biaya produksi cost push inflation, di mana inflasi yang terjadi karena meningkatnya biaya produksi, sehingga harga barang yang ditawarkan mengalami kenaikan. Meningkatnya jumlah uang yang beredar dalam masyarakat, artinya terdapat penambahan jumlah uang yang beredar, sehingga para produsen menaikkan harga barang. Berkurangnya jumlah barang di pasaran, artinya jumlah barang yang ada di pasar atau jumlah penawaran barang mengalami penurunan, sehingga jumlahnya menjadi sedikit sedangkan permintaan akan barang tersebut banyak yang berakibat harga barang naik. Inflasi dari luar negeri imported inflation, artinya inflasi karena mengimpor barang dari luar negeri, sedangkan di luar negeri terjadi inflasi kenaikan harga barang di luar negeri, sehingga barang-barang impor mengalami kenaikan harga. Inflasi dari dalam negeri domestic inflation, artinya meningkatnya pengeluaran pemerintah/terjadi defisit anggaran. Jenis-Jenis Inflasi Mengutip modul Ekonomi SMA Kelas XI 2020, penggolongan inflasi dapat ditinjau dari beberapa segi, di antaranya sebagai berikut a. Dilihat dari laju kecepatannya, inflasi dibagi menjadi 3 Inflasi lunak wild inflation, inflasi yang kecepatannya kurang dari 5 persen per tahun. Inflasi cepat galloping inflation, inflasi yang kecepatannya 5 persen atau lebih per tahun Inflasi meroket skyrocketing inflation atau hiperinflasi, yaitu inflasi yang kecepatannya lebih dari 10 persen per tahun. b. Dilihat dari parah tidaknya, inflasi dibagi menjadi Inflasi ringan, yaitu inflasi di bawah 10 persen per tahun belum mengganggu kegiatan perekonomian suatu negara dan masih dapat dengan mudah untuk dikendalikan. Inflasi sedang, yaitu inflasi antara 10 persen – 30 persen per tahun belum membahayakan, tetapi sudah menurunkan kesejahteraan masyarakat yang berpenghasilan tetap. Inflasi berat, yaitu inflasi antara 30 persen –100 persen per tahun sudah mengacaukan perekonomian karena orang cenderung enggan menabung dan lebih senang menyimpan barang. Inflasi sangat berat atau hiperinflasi, yaitu inflasi diatas 100 persen per tahun mengacaukan kegiatan perekonomian suatu Negara dan sulit untuk dikendalikan/diatasi. c. Dilihat dari sumbernya, inflasi dibagi menjadi Inflasi dari dalam negeri domestic inflation, artinya inflasi karena penciptaan uang baru dan adanya kebijakan anggaran defisit, Inflasi dari luar negeri imported inflation, artinya inflasi terjadi karena suatu negara mengimpor barang/jasa dari negara lain yang sedang mengalami inflasi. Baca juga Rangkuman Materi Ekonomi Koperasi Asas, Landasan dan Prinsipnya Dipicu Tahun Ajaran Baru, Inflasi Agustus 2021 Capai 0,03 Persen Kenaikan Harga Ayam Picu Inflasi 0,56 Persen Pada Januari 2022 - Pendidikan Penulis Maria UlfaEditor Addi M Idhom JAKARTA, – Inflasi adalah istilah umum dalam dalam dunia ekonomi. Secara sederhana, inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Inflasi biasanya terjadi di negara yang pertumbuhan ekonominya sedang berkembang. Lalu apa aja faktor penyebab inflasi atau penyebab terjadinya inflasi?Sebelum membahas penyebab inflasi, ada baiknya kita memahami terlebih dahulu apa itu inflasi dan jenis-jenisnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, pengertian inflasi adalah sebuah kemerosotan nilai mata uang kertas. Hal itu terjadi karena terlalu banyak dan cepat uang beredar. Sehingga membuat harga barang-barang mengalami kenaikan. Baca juga Buruh Mengurus Tahu Tempe Saja Negara Tak Mampu, Rasanya Malu Sementara menurut Badan Pusat Statistik BPS, inflasi adalah kecenderungan naiknya harga barang-barang dan jasa. Pada umumnya inflasi adalah terjadi secara terus menerus. Jika harga barang-barang dan jasa di dalam negeri meningkat, maka inflasi adalah bisa saja terjadi. Dengan demikian, pengertian inflasi adalah sebuah situasi dimana kenaikan harga terjadi secara terus menurus dalam jangka waktu tertentu. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas pada barang lainnya. Inflasi adalah sebuah gejala ekonomi yang tidak mungkin dihilangkan dengan tuntas. Upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi sebuah inflasi adalah dengan mengendalikan atau mengontrolnya saja. Jenis-jenis Inflasi Dikutip dari berdasarkan tingkat keparahannya, inflasi terbagi menjadi 4 jenis. Ada inflasi dengan tingkat keparahan yang ringan. Ada juga inflasi dengan tingkat keparahan yang berat. Baca juga Dari Konten Turun ke Hati, Ini Cara Brand Terkenal Buat Konten yang Memikat Konsumen 1. Inflasi ringan Inflasi ringan adalah jenis inflasi yang terbilang mudah dikendalikan atau ditangani. Karena masih ringan, bentuk inflasi ini tidak memberikan efek atau pengaruh yang sangat mengganggu di bidang perekonomian pada sebuah negara. Kondisi inflasi ringan biasanya terjadi ketika adanya sebuah kenaikan harga dibawah angka 10 persen pada tiap tahunnya. 2. Inflasi sedang Jenis kedua yang termasuk pada tingkat keparahannya adalah inflasi sedang. Pada jenis inflasi ini, sudah ada pihak-pihak yang merasa terganggu akibat adanya inflasi. Contohnya seperti para pegawai atau karyawan yang memiliki gaji tetap. Sebab, jenis inflasi berdasarkan tingkat keparahannya ini membuat kenaikan harga secara umum. Kenaikannya berkisar dari 10 persen sampai 30 persen pada setiap tahunnya. Baca juga Ombudsman Ekspor CPO Dibatasi, tapi Kenapa Minyak Goreng Langka? 3. Inflasi berat Jenis inflasi ini adalah inflasi yang mengakibatkan perekonomian di dalam sebuah negara menjadi kacau. Masyarakat umumnya akan menyimpan barang untuk persediaan. Selain itu, masyarakat juga akan memilih untuk tidak menabung dalam bentuk uang. Sebab, bunga yang akan didapatkannya rendah. Inflasi berat ini terjadi apabila sebuah inflasi terjadi sekitar 30 persen sampai 100 persen pada setiap tahunnya. 4. Hyperinflation Hyperinflation adalah jenis inflasi yang paling parah. Kondisi ini tentu akan membuat sebuah perekonomian di suatu negara menjadi sangat kacau. Hal itu terjadi meskipun sudah dikeluarkannya kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Kekacauan yang terjadi pada tingkat hyperinflation ini tidak dapat dikendalikan. Itu berarti bahwa inflasi terjadi mencapai di atas angka 100 persen. Bahkan akan terus naik pada tiap tahunnya. Baca juga Awal 2022, APBN Alami Surplus Rp 28,9 Triliun Freepik Pengertian inflasi dan beberapa faktor penyebab terjadinya inflasi di suatu negara Penyebab inflasi Secara umum, penyebab terjadinya inflasi atau sebab-sebab timbulnya inflasi adalah sebagai berikut 1. Tingginya permintaaan Penyebab inflasi yang pertama adalah tingginya permintaan terhadap barang atau jasa. Jika permintaan terhadap sebuah barang atau jasa naik, maka hal itu akan mengakibatkan penyediaan faktor produksi dan barang menjadi itu, pengganti atau substitusi untuk barang dan jasa tersebut terbatas bahkan tidak ada. Keadaan yang tidak seimbang itulah yang akan menyebabkan harga barang dan jasa menjadi naik. 2. Meningkatnya biaya produksi Alasan kedua yang menjadi penyebab inflasi adalah karena adanya dorongan kenaikan terhadap biaya produksi. Hal itu terjadi dalam jangka waktu tertentu dan secara terus menerus. Baca juga PHE Gabungkan Kompetensi Inti Proper Emas KLHK untuk Penerapan ESG Secara umum, penyebab inflasi akibat kenaikan biaya produksi adalah karena adanya desakan biaya produksi yang semakin naik. Inflasi ini dapat terjadi pada negara yang ekonominya sedang bertumbuh dan berkembang. 3. Jumlah uang beredar bertambah Ketiga, penyebab inflasi adalah karena jumlah uang beredar. Teori ini dikemukakan oleh para kaum klasik. Mereka mengatakan bahwa ada sebuah keterkaitan antara jumlah uang yang beredar, dengan harga-harga barang. Jika jumlah barang tetap tetapi jumlah uang yang beredar lebih banyak, maka harga akan menjadi mahal. Jika hal tersebut terjadi secara terus menerus, maka itu dinamakan inflasi. 4. Akibat perilaku masyarakat Ini dinamakan sebagai inflasi ekspektasi. Penyebab inflasi ini terjadi akibat dari perilaku masyarakat. Masyarakat yang berpendapat bahwa kondisi ekonomi di masa yang akan datang akan lebih baik lagi. Inflasi jenis ini tergolong sulit terdeteksi. Sebab, kejadian inflasi ini tidak terlalu signifikan. Baca juga Obligasi dan Sukuk WIKA Oversubscribed 1,5 Kali, Raup Rp 2,5 Triliun 5. Struktural ekonomi yang kaku Seorang produsen tidak dapat mencegah dengan cepat terkait kenaikan permintaan yang diakibatkan adanya pertumbuhan penduduk. Pada akhirnya, permintaan sulit terpenuhi ketika ada pertumbuhan jumlah penduduk. 6. Kekacauan ekonomi dan politik Selanjutnya yang menjadi penyebab inflasi adalah kekacauan ekonomi dan politik. Bila sebuah negara dalam kondisi yang tidak aman, maka harga barang di negara tersebut akan cenderung menjadi mahal. Hal ini juga pernah terjadi di Indonesia. Tepatnya ketika ada kekacauan politik dan ekonomi. Hal tersebut terjadi pada tahun 1998 silam. Pada masa itu, level inflasi di Indonesia bahkan menyentuh angka 70 persen. Padahal level inflasi cenderung normal, berkisar dari 3 persen sampai 4 persen. 7. Keputusan perusahaan Keputusan perusahaan juga bisa menjadi salah satu penyebab inflasi. Perusahaan yang membuat barang populer sering menaikkan harganya. Hal itu dilakukan hanya karena konsumen bersedia membayar harga yang diinginkan tersebut. Baca juga JKP Batal Meluncur Hari ini, KSPI Tawarkan Unemployment Insurance, Iurannya dari Pekerja, Perusahaan, Pemerintah Perusahaan juga akan menaikkan harga secara bebas. Terlebih ketika barang yang dijual adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan para konsumen. Contohnya seperti kebutuhan sehari-hari gas dan minyak. Freepik Pengertian inflasi dan beberapa faktor penyebab terjadinya inflasi di suatu negara 8. Utang nasional Selain itu, yang menjadi penyebab inflasi adalah utang nasional. Ketika utang di suatu negara meningkat, maka umumnya pemerintah memiliki dua opsi. Pertama, pemerintah dapat menaikkan pajak. Kedua, pemerintah mencetak lebih banyak uang untuk melunasi hutang negara tersebut. Bila pajak mengalami kenaikan, maka bisnis akan bereaksi. Mereka akan menaikkan harganya. Hal itu dilakukan untuk mengimvangi kenaikan tarif pajak di perusahaan tersebut. Jika pemerintah memilih pilihan kedua, maka hal itu akan berdampak pada peredaran uang di masyarakat. Hal itu akan mengarahkan kepada kenaikan harga dan devaluasi mata uang. Baca juga Temuan Ombudsman di Berbagai Daerah Minyak Goreng Masih Langka 9. Faktor luar negeri Penyebab inflasi adalah tidak hanya berasal dari faktor internal saja. Namun, inflasi juga bisa berasal dari faktor eksternal. Faktor eksternal yang dimaksud adalah faktor dari luar negeri. Contohnya seperti adanya kenaikan dalam harga minyak mentah. Kenaikan pada komoditas impor lainnya juga berpengaruh. Seperti bahan makanan dan bahan minuman. Terlebih kenaikan tersebut terjadi secara berkelanjutan. Demikian penjelasan mengenai apa itu inflasi, jenis-jenis inflasi, serta penyebab inflasi. Penyebab terjadinya inflasi adalah karena beberapa faktor seperti tingginya permintaan, jumlah uang beredar, naiknya biaya produksi hingga faktor luar negeri. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. JAKARTA, – Pertumbuhan ekonomi suatu negara memiliki korelasi positif terhadap tingkat inflasi. Inflasi yang terkendali akan meningkatkan kegiatan perekonomian suatu negara. Lantas, apa itu inflasi? Pengertian inflasi Secara sederhana, pengertian inflasi atau apa itu inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu KBBI, pengertian inflasi adalah kemerosotan nilai uang kertas karena banyaknya dan cepatnya uang kertas beredar sehingga menyebabkan naiknya harga barang-barang. Dengan kata lain, apa itu inflasi adalah menurunnya nilai mata uang karena beberapa faktor. Baca juga BFI Finance Catat Kenaikan Laba Tumbuh 70,1 Persen pada Semester I-2022 Badan Pusat Statistik BPS mendefinisikan inflasi adalah keadaan perekonomian negara di mana ada kecenderungan kenaikan harga-harga dan jasa dalam waktu panjang. Penyebabnya karena tidak seimbangnya arus uang dan barang. Jika inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa dalam periode tertentu, maka deflasi adalah kebalikannya. Deflasi artinya penurunan harga barang secara umum dan terus demikian, pengertian inflasi adalah sebuah situasi dimana kenaikan harga terjadi secara terus menurus dalam jangka waktu tertentu. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas pada barang lainnya. Inflasi adalah sebuah gejala ekonomi yang tidak mungkin dihilangkan dengan tuntas. Upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi sebuah inflasi adalah dengan mengendalikan atau mengontrolnya saja. Baca juga Cegah Dana Pemda Mengendap di Bank, Kemenkeu Siapkan Aturan Baru Soal Penyaluran DAU Jenis-jenis Inflasi Dikutip dari berdasarkan tingkat keparahannya, inflasi terbagi menjadi 4 jenis. Ada inflasi dengan tingkat keparahan yang ringan. Ada juga inflasi dengan tingkat keparahan yang berat. 1. Inflasi ringan Inflasi ringan adalah jenis inflasi yang terbilang mudah dikendalikan atau ditangani. Karena masih ringan, bentuk inflasi ini tidak memberikan efek atau pengaruh yang sangat mengganggu di bidang perekonomian pada sebuah negara. – Secara berkala, kerap kita mendengar laporan terkait inflasi yang terjadi di suatu wilayah dalam periode tertentu. Inflasi penting untuk dipahami karena menyangkut dengan kehidupan sehari-hari kita. Mungkin kamu sering bertanya-tanya mengenai perbandingan harga suatu barang ataupun biaya yang harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sebagai ilustrasi, mari kita ingat kembali biaya untuk membangun rumah pada masa 1990-an. Ketika itu, mungkin saja hanya butuh biaya puluhan juta rupiah untuk membangun rumah kini, dengan spesifikasi rumah yang sama, biayanya bisa mencapai ratusan juta rupiah, bahkan miliaran rupiah. Pasalnya, harga semua bahan baku dan tarif jasa pembangunan rumah pasti berbeda jauh. Kenapa bisa begitu? Inflasi bisa menjadi jawaban untuk memahami perbedaan tersebut. Apa itu inflasi? Dikutip dari laman resmi Bank Indonesia, inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Baca juga Inflasi Februari Lebih Rendah dari Januari, Ini Catatan BI Sebaliknya, ada pula yang disebit deflasi, yakni kebalikan dari inflasi. Deflasi adalah penurunan harga barang secara umum dan terus menerus dalam periode tertentu. Penting dicatat, kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi. Kenaikan harga satu dua barang itu baru bisa disebut inflasi jika kenaikan itu meluas atau mengakibatkan kenaikan harga pada barang lainnya. Di Indonesia, perhitungan inflasi dilakukan oleh Badan Pusat Statistik BPS, melalui Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia serta Indeks Harga Konsumen SEKI-IHK. Berdasarkan the Classification of Individual Consumption by Purpose COICOP, IHK dikelompokkan ke dalam tujuh kelompok pengeluaran, yaitu 1. Bahan Makanan Jadi, Minuman, dan Pendidikan dan Transportasi dan Komunikasi. Data pengelompokan tersebut didapatkan melalui Survei Biaya Hidup SBH. Baca juga Covid-19 Masih Merebak, Ini Jurus Pemerintah Jaga Inflasi Selain itu, di samping pengelompokan berdasarkan COICOP tersebut, BPS saat ini juga mempublikasikan inflasi berdasarkan pengelompokan lainnya yang dinamakan disagregasi inflasi. Disagregasi inflasi dilakukan untuk menghasilkan indikator inflasi yang menggambarkan pengaruh dari faktor yang bersifat fundamental. Di Indonesia, disagregasi inflasi IHK tersebut dikelompokan menjadi inflasi inti dan inflasi non-inti. Inflasi inti, yaitu komponen inflasi yang cenderung menetap atau persisten persistent component di dalam pergerakan inflasi dan dipengaruhi oleh faktor fundamental. Faktor fundamental tersebut biasanya berupa interaksi permintaan-penawaran. Selanjutnya ada pula faktor lingkungan eksternal seperti nilai tukar, harga komoditi internasional, inflasi mitra dagang. Ekspektasi inflasi dari pedagang dan konsumen juga termasuk dalam faktor fundamental sisi lain, inflasi non-Inti, yaitu komponen inflasi yang cenderung tinggi volatilitasnya karena dipengaruhi oleh selain faktor fundamental. Komponen inflasi non-inti terdiri dari Inflasi Komponen Bergejolak Volatile Food dan Inflasi Komponen Harga yang diatur oleh Pemerintah Administered Prices. Pengertiannya, Inflasi Komponen Bergejolak Volatile Food adalah inflasi yang dominan dipengaruhi oleh shocks kejutan dalam kelompok bahan makanan seperti panen, gangguan alam, atau faktor perkembangan harga komoditas pangan domestik maupun perkembangan harga komoditas pangan internasional. Sedangkan Inflasi Komponen Harga yang diatur oleh Pemerintah Administered Prices yakni inflasi yang dominan dipengaruhi oleh shocks kejutan berupa kebijakan harga Pemerintah, seperti harga BBM bersubsidi, tarif listrik, tarif angkutan, dll. Apa saja penyebab terjadinya inflasi? Inflasi timbul karena adanya tekanan dari sisi supply cost push inflation, dari sisi permintaan demand pull inflation, dan dari ekspektasi inflasi. Faktor-faktor terjadinya cost push inflation dapat disebabkan oleh depresiasi nilai tukar, dampak inflasi luar negeri terutama negara-negara mitra dagang, peningkatan harga-harga komoditi yang diatur pemerintah Administered Price, dan terjadi negative supply shocks akibat bencana alam dan terganggunya distribusi. Adapun faktor penyebab demand pull inflation adalah tingginya permintaan barang dan jasa relatif terhadap ketersediaannya. Dalam konteks makroekonomi, kondisi ini digambarkan oleh output riil yang melebihi output potensialnya atau permintaan total agregate demand lebih besar dari pada kapasitas perekonomian. Sementara itu, faktor ekspektasi inflasi dipengaruhi oleh perilaku masyarakat dan pelaku ekonomi dalam menggunakan ekspektasi angka inflasi dalam keputusan kegiatan ekonominya. Ekspektasi inflasi tersebut dapat bersifat adaptif atau forward looking. Baca juga BPS Inflasi Februari Melambat, Permintaan Domestik Masih Lemah Hal itu tercermin dari perilaku pembentukan harga di tingkat produsen dan pedagang terutama pada saat menjelang hari-hari besar keagamaan lebaran, natal, dan tahun baru dan penentuan upah minimum provinsi UMP. Kendati ketersediaan barang secara umum diperkirakan mencukupi dalam mendukung kenaikan permintaan, namun harga barang dan jasa pada saat-saat hari raya keagamaan meningkat lebih tinggi dari kondisi supply-demand tersebut. Begitu pula pada saat penentuan UMP, pedagang ikut pula meningkatkan harga barang meski kenaikan upah tersebut tidak terlalu signifikan dalam mendorong peningkatan permintaan. Apa dampak inflasi ke masyarakat? Inflasi yang rendah dan stabil merupakan prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan yang pada akhirnya memberikan manfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. “Pentingnya pengendalian inflasi didasarkan pada pertimbangan bahwa inflasi yang tinggi dan tidak stabil memberikan dampak negatif kepada kondisi sosial ekonomi masyarakat,” demikian penjelasan Bank Indonesia dalam laman resminya, dikutip Selasa 9/3/2021. Inflasi yang tinggi akan menyebabkan pendapatan riil masyarakat akan terus turun. Jika sudah begitu, maka standar hidup dari masyarakat turun dan akhirnya menjadikan semua orang, terutama orang miskin, bertambah miskin. Baca juga Inflasi Februari 0,10 Persen, Dipicu Harga Cabai Rawit hingga Tarif Angkutan Udara Tak hanya itu, inflasi yang tidak stabil akan menciptakan ketidakpastian uncertainty bagi pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan. “Pengalaman empiris menunjukkan bahwa inflasi yang tidak stabil akan menyulitkan keputusan masyarakat dalam melakukan konsumsi, investasi, dan produksi, yang pada akhirnya akan menurunkan pertumbuhan ekonomi,” tulis Bank Indonesia. Lebih lanjut, tingkat inflasi domestik yang lebih tinggi dibanding dengan tingkat inflasi di negara tetangga menjadikan tingkat bunga domestik riil menjadi tidak kompetitif. Kondisi ini dapat memberikan tekanan pada nilai rupiah. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Tak peduli sehebat atau sebesar apa pun suatu negara, inflasi adalah suatu hal yang selalu bisa terjadi. Jika tidak memiliki manajemen ekonomi yang baik, akan ada risiko inflasi di luar batas normal. Nah, data terakhir Bank Indonesia menunjukkan negara kita memiliki tingkat inflasi sebesar 1,44%. Apa, sih, artinya? Untuk tahu lebih banyak tentang inflasi serta bagaimana menghadapinya jika terjadi, yuk, simak artikel Glints berikut ini. Apa Itu Inflasi? © Menurut Investopedia, inflasi adalah penurunan daya beli menggunakan suatu mata uang dalam rentang waktu tertentu. Dengan nominal yang sama, barang yang kita dapatkan lebih sedikit dibanding masa yang lalu. Biasanya, inflasi terasa ketika ada kenaikan harga rata-rata barang tertentu, misalnya sembako. Tingkat inflasi direpresentasikan dalam bentuk persentase yang berarti mata uang suatu negara membeli sekian persen lebih sedikit dibanding periode sebelumnya. Jadi, meski kamu memiliki jumlah uang yang sama, uang tersebut kehilangan nilainya karena harga-harga terus melambung naik. Otomatis, daya belimu menjadi semakin rendah dan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari semakin sulit. Inflasi disebabkan oleh persediaan uang yang terlampau banyak. Biasanya, hal ini terjadi akibat kebijakan moneter yang diputuskan pemerintah, misalnya pencetakan uang yang terlalu banyak sehingga jumlah yang beredar di masyarakat lebih dari seharusnya. Inflasi terus dipantau dan diatur persentasenya oleh bank sentral. Di Indonesia, ini menjadi tanggung jawab Bank Indonesia. Ada beberapa peraturan dan cara yang ditetapkan oleh BI untuk menjaga tingkat inflasi dalam batas wajar. Menurut Investor Daily, pemerintah menargetkan inflasi di tahun 2020 untuk tetap stabil di angka 2-4%. Keputusan ini dibuat dengan mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi, nilai tukar, dan suku bunga. Jenis-Jenis Inflasi © Penggolongan berdasarkan tingkat keparahan atau kenaikan harga dan juga sifatnya. Berikut adalah beragam jenis inflasi. 1. Berdasarkan kenaikan harga Jenis inflasi bisa diketahui berdasarkan kenaikan harganya. Berikut adalah beberapa jenis inflasi berdasarkan naiknya harga per tahun. a. Inflasi ringan Apabila di suatu negara mengalami kenaikan harga berada di bawah 10% per tahun, maka terjadi inflasi ringan. b. Inflasi sedang Jika di sebuah negara mengalami kenaikan harga mencapai 10-30% per tahun, maka bisa dipastikan negara tersebut mengalami inflasi sedang. c. Inflasi berat Apabila kenaikan harga mencapai 30-100% per tahun, maka sebuah negara mengalami inflasi berat. d. Inflasi sangat berat Terjadi jika kenaikan harga mencapai lebih dari 100% per tahun. 2. Berdasarkan sifatnya Dilansir The Balance, inflasi pun bisa dikategorikan berdasarkan sifatnya. Berikut penjelasannya. a. Creeping inflation Inflasi yang terjadi ketika kenaikan harga sangat rendah, hanya 2% per tahun atau kurang. Jenis inflasi ini bisa dikategorikan sebagai inflasi yang sehat karena kenaikan harga yang kecil dalam jangka waktu lama. b. Walking inflation Suatu negara dapat mengalami walking inflation apabila mengalami kenaikan harga hingga 3-10% per tahun. Inflasi ini sangat destruktif dan membahayakan ekonomi karena mendorong pertumbuhan ekonomi terlalu cepat. c. Galloping inflation Inflasi ini terjadi apabila terdapat kenaikan harga sebesar lebih dari 10% dalam jangka waktu yang sangat singkat. Sehingga, orang-orang akan membeli suatu barang lebih dari yang dibutuhkan untuk menghindari kenaikan harga di masa depan. d. Hyperinflation Hyperinflation terjadi ketika kenaikan harga meningkat lebih dari 50% per bulan. Inflasi ini sangat jarang terjadi. Salah satu contoh dari inflasi hyper adalah ketika pemerintah mencetak uang lebih banyak untuk membayar kepentingan perang. 3. Berdasarkan asalnya Suatu inflasi bisa disebabkan baik dari dalam ataupun luar negeri. Berikut adalah penjelasannya. a. Inflasi dari dalam negeri Penyebab inflasi ini terjadi ketika ada defisit anggaran belanja secara terus-menerus, gagal panen, dan sebagainya. Sehingga, pemerintah akan menginstruksikan bank sentral untuk mencetak uang lebih banyak agar memenuhi kebutuhan pemerintahan. b. Inflasi dari luar negeri Sering disebut sebagai imported inflation, hal ini terjadi ketika ada terjadi inflasi di suatu negara. Sehingga, menyebabkan kenaikan barang-barang impor. 4. Berdasarkan penyebabnya Seperti dilansir dari Scripbox, inflasi pun bisa dikategorikan berdasarkan penyebabnya. a. Demand-pull inflation Inflasi ini terjadi ketika permintaan terhadap suatu barang atau jasa lebih banyak ketimbang barang dan jasa yang tersedia. Langkanya barang atau jasa yang beredar menyebabkan harganya meningkat. b. Cost push-inflation Inflasi ini terjadi ketika harga produksi suatu barang meningkat. Sehingga, hal ini menyebabkan suatu perusahaan untuk meningkatkan harga barangnya. c. Built-in inflation Built-in inflation adalah sebuah inflasi yang terjadi ketika terjadi demand-pull ataupun cost-push inflation, yang pada akhirnya menjadi sebuah siklus. Kenaikan harga mendorong terjadinya kenaikan gaji setiap pekerja agar tetap hidup. Namun kenaikan gaji pekerja mendorong kenaikan harga produksi suatu barang, yang menyebabkan harga suatu barang menjadi meningkat. Dampak Inflasi dan Cara Menghadapinya © Para pakar ekonomi pun berpendapat sama dengan pemerintah Indonesia. Menurut mereka, tingkat inflasi 1-3% adalah hal yang lumrah dan justru menunjukkan ekonomi negara yang sehat. Semakin baik kondisi suatu negara, maka penduduknya memiliki daya beli yang semakin besar. Namun, jika melampaui batas, ini bukanlah hal yang baik. Hal ini mendorong terjadinya inflasi. Nah, apa yang terjadi jika suatu negara mengalami inflasi lebih dari batas wajar? 1. Biaya hidup Salah satu dampak yang paling terasa ketika inflasi terjadi adalah meningkatnya biaya hidup. Inflasi akan memengaruhi tidak hanya harga bahan pokok, tetapi juga BBM, sektor kesehatan, dan lain-lain. Untuk menghadapi hal ini, penting untuk memastikan pendapatan terus berkembang. Caranya bisa dengan mencari pekerjaan yang menawarkan gaji lebih tinggi, berinvestasi, atau mencari tambahan sampingan. 2. Gaji Gaji pada umumnya akan naik akibat inflasi untuk menyesuaikan kenaikan harga. Meski begitu, hal ini tidak selalu baik karena tidak semua kenaikan gaji sesuai dengan inflasi yang terjadi. Pekerja di industri kompetitif biasanya memiliki kesempatan lebih baik untuk mendapat kenaikan gaji yang lebih tinggi dari tingkat inflasi. Jika pekerjaanmu tidak mampu memberi gaji yang sesuai, disarankan untuk mencari pekerjaan yang lebih baik. 3. Ketenagakerjaan Inflasi memang membuat gaji naik karena harus menyesuaikan, namun dampaknya adalah banyak juga orang yang harus kehilangan pekerjaan. Untuk bisa bersaing dan tetap mempertahankan pekerjaan, kita harus menunjukkan kinerja yang lebih baik. Akan tetapi, apabila memang harus kehilangan pekerjaan, berarti memang saatnya untukmu untuk menemukan yang lebih baik. 4. Suku bunga Utang dan suku bunga adalah aspek yang juga mengalami dampak dari inflasi. Untuk menekan tingkat inflasi, hal yang biasanya dilakukan pemerintah adalah meningkatkan suku bunga. Di Indonesia, suku bunga ini dikenal dengan BI rate atau BI 7-Day Reverse Repo Rate. Harapan dari ditingkatkannya suku bunga ini adalah untuk membuat masyarakat urung meminjam sehingga menurunkan pengeluaran nasabah. Dengan begitu, inflasi bisa dikendalikan. 5. Simpanan Jika kamu menyimpan uang secara tunai, inflasi bisa jadi kabar yang buruk untukmu. Pasalnya, seperti yang sudah dijelaskan di awal, nilai uang berkurang akibat inflasi. Misalnya, uang yang kamu miliki sejumlah 10 juta rupiah. Awalnya, 10 juta rupiah cukup untuk mencukupi kebutuhan bulanan selama 10 bulan. Namun, akibat inflasi, 10 juta rupiah kini hanya mampu membeli belanjaan bulanan untuk 8 bulan saja. Untuk itu, pastikan simpananmu bisa bertumbuh. Salah satu caranya adalah menyimpannya di bank sehingga bisa mendapatkan sedikit keuntungan dari bunga. Selain itu, kamu juga bisa menyimpan uangmu di investasi dengan risiko rendah. 6. Investasi Pada saat inflasi, menentukan investasi yang tepat bisa jadi cukup sulit. Umumnya, investasi dengan menyimpan uang di bank bukanlah jenis investasi yang begitu disarankan saat inflasi. Investasi yang lebih tepat untuk dilakukan saat inflasi adalah dengan mendapatkan ekuitas, yaitu dengan berinvestasi di bisnis dan mendapatkan keuntungan dari bagi hasil. Dengan kata lain, saham adalah jenis investasi yang cukup menguntungkan ketika harga-harga naik begitu drastis. Namun, tetap saja kita harus cermat dalam melihat saham perusahaan mana yang bisa menguntungkan dalam jangka panjang. Selain itu, crowdfunding juga bisa menjadi alternatif yang bisa dipertimbangkan. Demikianlah penjelasan Glints soal inflasi. Karena saat ini kondisi ekonomi dunia cenderung tidak stabil akibat pandemi, cermatlah dalam mengatur keuangan, ya. Di blog Glints, banyak artikel seputar finansial dan tips-tips keuangan, lho. Supaya tidak ketinggalan artikel menariknya, yuk, berlangganan newsletter blog Glints! Cukup dengan mendaftarkan email, kamu bisa langsung dapat artikel-artikel gratis ke inbox-mu. Praktis, kan? Tunggu apa lagi? Langsung berlangganan sekarang, ya! Inflation 7 Effects of Inflation & How to Protect Yourself From the Consequences Inflasi Ideal RI 3% Types of Inflation The Four Most Critical Plus Nine More Inflation Meaning

situasi di bawah ini yang menggambarkan terjadinya inflasi adalah